Rabu, 22 Oktober 2014

Selamat Datang!


Selamat datang di kandangkitip.blogspot.com.

Ini adalah blog yang memuat informasi tentang ayam-ayam aduan koleksi pribadi.

Selamat menikmati blog ini.

Peta Jalan Menuju Kandang Kitip

Klik gambar untuk memperjelas

Jarak dari Terminal Arjosari +/- 400 m

Tata Cara Pembelian di Kandang Kitip

  1. Pemesanan bisa dilakukan via telepon / sms . Jangan melalui e-mail, soalnya jarang buka e-mail.
  2. Ayam yang dipesan bisa kami berikan ke pembeli lain (biasanya penawar pertama kami konfirmasi dulu jadi tidaknya) kecuali kalau ada DP.
  3. Ayam yang sudah di DP tidak akan kami berikan kepada penawar lain walaupun ada penawaran lebih tinggi.
  4. Pembayaran dilakukan via transfer rekening BRI.
  5. Pengiriman ayam dilakukan setelah pembayaran dilunasi sesuai harga yang disepakati.
Catatan:
  • Maaf tidak menjual ayam betina (soalnya dipakai untuk menambah gizi keluarga he... he... he...) dan anakan ayam. 
  • Ayam yang dijual biasanya umur 5 bulan keatas (minimal sudah tahu dasar tarungnya).


Terjual: Kitip035

Spesifikasi:
Umur: +/- 7 bulan
Tinggi: cm
Berat: Kg
Panjang Badan: cm
Lingkar Badan: cm
Rekor: menang = 0, seri = 0, kalah = 0
Keterangan: Kondisi sehat, perlu perawatan kalau mau diadu. Abaran 1 kali.
Tipe Main: Lihat video
Harga: Rp. (belum ongkos kirim)

Gambar: (menyusul)

Video:
Abaran 1

Minggu, 17 Agustus 2014

Ciri-ciri Ayam Bangkok

Tulisan ini dibuat berdasarkan informasi dari ayah saya yang pernah memelihara ayam bangkok langsung dari thailand sekitar tahun 1980-an.
1. Paruh warna kuning bersih. Ada jalur di paruhnya (istilah di daerah saya ngalen).

2. Rawis bulunya banyak dan panjang (rob). Ada rawis didaerah kaki.
3. Warna bulu hitam dengan rawis merah atau kuning, tanpa ada warna putihnya.
4. Bulu ayam bangkok berbentuk panjang agak meruncing, tidak melebar.
5. Pangkal bulu warna hitam nggak ada bulu-bulu halusnya (istilah di daerah saya ngapas)
6. Mata ada garis-garis jingga (istilah di daerah saya ada mataharinya)
7. Daerah sekitar mata bersih, nggak ada warna hitam (istilah di daerah saya celak)
8. Kepala wungkul (maaf pakai bahasa jawa nggak tahu bahasa indonesianya he... he... he...), tebal.
9. Kaki kering, jari-jari kecil dan panjang (istilah di daerah saya merit).
10. Sisik kaki seperti kulit salak, membentuk 3 jalur, agak menggembung dan sisiknya keras.
11. Warna kaki kuning, bersih.
12. Tulangan ayam bangkok besar dan kuat.
Gambar-gambar yang ada tidak berasal dari satu ayam, karena memang di kandang saya sudah nggak ada yang turunan bangkok murni. Sebagian malah belum dapat gambarnya.

Kamis, 17 Juli 2014

Catatan: Mabung/Ngurak

Proses penggantian bulu atau sering disebut dengan istilah Mabung, Ngurak atau Moulting pd unggas, merupakan hal yg rutin dan terjadi tiap tahun. Pada masa ganti bulu, biasanya banyak bebotoh yg tidak menyadari tentang kondisi ayam yg membutuhkan berbagai mineral dan protein yg bertambah pada fase ganti bulu. Bebotoh masih saja memperlakukan ayamnya dgn ransum biasa, padahal ayam yg mengalami proses ganti bulu lebih memerlukan perhatian ekstra. Pada fase ganti bulu ini merupakan fase istirahat yg panjang dan perlu diberikan pakan khusus yang lebih bergizi tinggi dan mineral berikut vitamin yg cukup. Pemberian pakan yg mengandung kadar protein yg lebih perlu diberikan karena pada fase ini ayam memerlukan energi yg relatis lebih banyak. Bila kebutuhan mineral dan protein tidak tercukupi dlm jumlah yg memadai maka ayam laga akan mengalami penurunan kualitas fisiknya. Efek selanjutnya yang dapat terlihat adalah kondisi berpengaruh pada saat ayam aduan kelak bertarung dimana ayam terlihat lebih lemah dan jadi loyo. Sering kita temui di kandang bebotoh, ayam laga yg dalam fase ganti bulu bermuka pucat kurang gairah dan terlihat lemas.

Pada masa ganti bulu, sebaiknya ayam diberikan Pakan Ayam Petelur dgn kadar protein 16%, sedangkan pakan ayam yg lain sangat tidak cocok, karena kandungan kalori dan protein yang terlalu berlebih. Hal ini ditujukan untuk menghindari terjadinya kegemukan pada ayam, yg berakibat penumpukan pada tulang dada dan hal ini akan sangat mengganggu stamina ayam. Karena ayam akan lebih mudah kehabisan nafas (ngos-ngosan) dan pengembalian bentuk dan berat ideal ayam tsb akan memakan waktu yang lebih lama lagi.
Pada saat ganti bulu, ayam aduan tidak memerlukan pemberian MINYAK IKAN yg berlebihan. Ini bisa dinilai dari sehelai bulu ayam yg mengandung 85% protein, 2.5% lemak, 1.5% serat kasar, 0.2% kalsium dan 0.75% phosporus (berdasarkan penelitian Charoen Phokpand). Jadi dengan dilihat komposisi kandungan bulu, maka ayam tidak memerlukan minyak ikan. Namun pada saat ganti bulu,ayam lebih membutuhkan protein, vitamin dan mineral yg cukup.
Kebanyakan bebotoh beranggapan pemberian minyak ikan dapat membuat bulu mengkilap dan kuat. Minyak ikan mengandung ASAM LINOLEAT 99% sebaliknya ayam hanya membutukan asam linoleat 1% saja yg bisa didapatkan dari pakan ayam aduan umumnya. Padahal untuk membuat bulu mengkilap dan kuat cukup melalui pemberian makanan berprotein yg cukup, sehingga kelenjar lemak yg ada pada ekor akan berfungsi sebagai semir yang akan digunakan ayam untuk mengilapkan bulu meskipun ayam tidak dimandikan.
Pada waktu ganti bulu, ayam tidak membutuhkan tenggaran/umbaran yg rutin, ayam cukup diumbar 3 hari sekali saja untuk mengepakkan sayam dan melemaskan otot yg kaku. Memegang ayam yang berganti bulu juga harulah berhati-hati, karena bulu masih muda dan teras sakit bila dipegang. Dan kemudian jangan sesekali ayam yang sedang berganti bulu dikumpulkan atau digabungkan dengan ayam betina, karena bulu mengandung phosporus yg tinggi, yg merupakan makanan yang paling diminati dan santapan lezat bagi ayam betina. Demikian juga bila dijadikan pemacek, maka perhatikan kebutuhan karbohidratnya, jika kekurangan maka napsu kawin akan menjadi menurun dan sebaliknya jika pemberian karbohidrat berlebihan maka ayam akan menjadi terlalu gemuk yang juga dapat menurunkan nafsu kawin.
Kemudian, selama periode penggantian bulu yang biasanya memakan waktu beberapa bulan, jangan lupa untuk memperhatikan kandang ayam, jangan sesekali menempatkan ayam yang memiliki sudut2 kandang yang cukup tajam yang dapat mengganggu pertumbuhan bulu dah bahkan bisa merusak bulu mudah yang baru tumbuh. Hal ini juga harus menjadi perhatian karena jangan sampai seluruh upaya keras kita di dalam menjaga pola makannya akan menjadi sia-sia belaka karena penempatan kandang ayam yang tidak tepat. Dengan kata lain, untuk ayam yang sedang mengalami penggantian bulu, mulai dari makanan, pengumbaran, dan penempatan kandangnya tetap harus menjadi perhatian kita agar proses penggantian bulu dapat berjalan dengan sempurna.

Sumber: http://totofarm.wordpress.com

Selasa, 17 Juni 2014

Catatan: Memilih Ayam Aduan Berdasarkan Pukulan


Pukulan dan taji adalah senjata utama bagi ayam bangkok.  Pukulan dan taji menjadi salah satu kriteria utama dalam memilih ayam aduan, yang dapat dilihat saat diabar/adu.  Beberapa hal terkait pukulan yang perlu diamati saat ayam aduan diabar sebagai berikut.

Sasaran pukul
Pukulan ayam aduan yang paling umum adalah kearah kepala dan leher.  Pada beberapa menit pertama abar, terkadang ayam memukul di bagian dada dan bahu, tetapi selanjutnya pada bagian kepala dan leher atas.  Hanya ada sedikit ayam aduan yang memukul di bagian dada, punggung, sayap, pinggang dan perut.  Yang bagus dan paling umum dipilih adalah ayam aduan yang memukul di bagian kepala dan leher atas secara konsisten.  Bagian kepala bisa mengenai muka, mata ataupun syaraf di kepala belakang.  Bagian leher juga bisa membuat ayam keok jika kena pukulan telak terutama jika leher lawan kurang kuat.

Akurasi pukulan
Akurasi pukulan adalah ketepatan pukulan ayam mengenai sasaran.  Ayam yang pukulannya tidak tepat dan sembarangan arah cukup banyak, sehingga yang dipilih adalah yang pukulannya tepat mengenai sasaran, misalnya tepat mengenai kepala atau leher.  Akurasi pukulan kadang tidak tepat jika lawan yang dihadapi selalu bergerak dan tidak mau diam.

Arah pukulan
Arah pukulan ayam aduan bisa dari depan, serong (dari depan akan menyamping), samping kiri atau kanan, dan dari belakang.  Pada beberapa menit pertama abar, ayam selalu memukul dari depan atau sedikit miring (serong).  Tetapi menit berikutnya, ayam juga bisa memukul dari samping dan belakang, tergantung pola atau kebiasaanya.  Sebagian ayam ada yang bisa memukul dari depan atau serong saja.  Sebaliknya adapula ayam yang tidak bisa memukul dari depan, dan lebih banyak dari samping dan belakang.  Ayam aduan yang bagus adalah jika bisa memukul dari segala arah, baik depan, samping dan belakang, atau setidaknya bisa dari dua arah.

Frekuensi pukulan
Frekuensi atau jumlah pukulan ayam aduan yang paling umum adalah satu kali pukul setiap gebrakan.  Tetapi ada sebagian ayam aduan yang bisa memukul secara beruntun, seperti 2 - 3 kali secara beruntun, terutama saat stamina masih bagus.  Frekuensi pukulan ayam aduan juga tergantung dari kebiasannya mematok.  Ada yang mematok cukup lama, atau mematok hingga kencang, baru kemudian kemudian bisa memukul, sehingga terkesan lambat dalam melancarkan pukulan.  Tetapi ada juga yang bisa memukul segera sesaat setelah mematok (tempel pukul).  Ayam yang segera memukul setelah mematok akan lebih punya peluang lebih banyak melakukan pukulan, sehingga lebih baik untuk dipilih.   

Jarak pukul
Posisi atau jarak ayam aduan dengan lawannya bisa jauh ataupun dekat/rapat.  Ada sebagian ayam aduan yang selalu menjaga jarak agak jauh dari lawannya untuk bisa memukul dengan baik, dan sebaliknya ada yang sengaja merapat agar dapat memukul lawannya.  

Pukulan mematikan
Hanya ada sebagian kecil ayam aduan yang mempunyai pukulan satu, atau pukulan telak mematikan, ataupun pukulan syaraf, atau pukulan panas.  Cukup banyak ayam yang memiliki pukulan yang bagus dan keras, tetapi pukulannya dingin, sehingga masih bisa ditahan oleh ayam yang bermental bagus.
Para pelatih dan pemain ayam aduan senior umumnya mereka mampu memilih ayam aduan yang memiliki pukulan panas, yang jika pukulan itu keluar bisa membuat lawan seketika ciut, lari, sempoyongan, dll.  Pukulan seperti ini bisa melumpuhkan lawan dengan cepat, sehingga tidak perlu harus bertarung lama 3 - 5 ronde.  Potensi ini dapat diamati dari arah pukulan ke titik mematikan atau bagian syaraf, atau ayam tersebut sesekali memiliki pukulan keras yang bunyinya bisa didengar berbeda dari bunyi pukulan kebanyakan.  Untuk pukulan panas atau mematikan ini hampir sebagian besar pelatih ayam aduan dan pemain senior berpedoman pada katuranggan di sisik atau kaki.

Pukulan Taji
Taji adalah senjata mematikan bagi ayam aduan selain pukulan satu/telak mematikan. Pukulan taji ayam aduan yang masih muda atau taji belum panjang sulit diduga apakah nantinya akan jitu atau tidak.  Namun pada umumnya ayam yang tajinya bisa mengenai sasaran adalah ayam yang pukulan kakinya mengarah pada kepala bagian atas.      

Lainnya
Pukulan ayam aduan masih banyak ragamnya jika dibahas lebih dalam.  Seperti pukulan dalam atau tidak, pukulan tarik, pukulan tulang, pukulang kering, pukulan nimpuk seperti pukulan ayam birma.  Gerakan kaki saat memukul juga bermacam-macam, seperti kaki menendang lurus sambil kedua pergelangan kaki dirapatkan (potensi taji), atau pengelangan kaki menjadi menyilang (menggunting), menendang lurus lalu tekan ke bawah, kaki kiri dan kanan menendang bersusulan, dan lainnya. 

Demikian tentang memilih ayam aduan berdasarkan pengamatan terhadap jenis jenis pukulan ayam aduan.

Sumber: http://ayam-bangkok-com.blogspot.com

Sabtu, 17 Mei 2014

Catatan: Merawat dan Melatih Ayam Aduan

Sebelum merawat dan melatih, harus kita pahami dulu prinsip dasar dan tujuan melatih/merawat ayam aduan.
Perawatan dan latihan tujuannya utk meningkatkan kualitas Otot, Stamina dan Tenaga.
Ketika ayam kinerjanya turun, kita harus bisa menganalisa apa yg kurang. Apakah otot, stamina, tenaga, atau gabungan dari 2 atau 3 faktor tsb??
Mari kita bahas satu persatu...

Stamina :
Daya tahan tubuh utk bekerja dalam durasi yang maksimal (endurance). Dalam bahasa per-ayaman lebih dikenali dgn istilah 'napas'.

Ciri ayam kurang stamina : 
- Yang paling jelas terlihat adlh napas ayam yg ngap2an meski sudah diairi dgn betul. 
- Bagian dada membengkak agak keras.

Stamina bisa ditingkatkan hanya dgn jalan latihan yg rutin. Cara latihnya bisa macam2 : Kliter, renang, umbar, gebrak bungkus patuk, jantur, dll, dsb.
Semakin sering ayam dilatih, maka semakin terbiasa bekerja keras (punya stamina). 

Tenaga :
Power atau energi yg mampu membuat otot bekerja.
Ciri kurang tenaga :
- Power pukulan tidak maksimal.
- Kaki terlihat berat memukul.
- Kuda2 lemah.
Banyak yg salah kaprah bahwa tenaga disebabkan krn kurang latihan. Padahal, dgn latihan tenaga akan terkuras dan ayam lelah. Semakin dilatih, ayam akan semakin terkuras tenaganya.
Jadi kalau ayam kita kurang tenaga, sebaiknya jangan digebrak dulu.
Tenaga bisa didapat dari Makanan yg bergizi, suplement/jamu dan istirahat yg cukup.
Pakan sumber energi/tenaga : Yg banyak mengandung karbohidrat dan glukosa.

Otot :
Jaringan dalam tubuh yg bertugas membuat kontraksi utk menggerakan anggota tubuh.
Ciri ayam belum berotot :
- Pukulan ngawur tidak tepat sasaran.
- Langkah terseok2.
- Sayap lunglai.

Stamina dan tenaga bisa dikejar dgn latihan dan rawatan yg maksimal (campur tangan manusia). Tapi pertumbuhan otot berlangsung secara alami. 
Itulah sebabnya, ayam muda akan kalah berotot dibanding ayam yg sudah berumur. Ayam tumbuh besar s/d usia 10 bulan. Sebelum usia 10 bulan, otot tidak berkembang maksimal krn asupan makanan di fokuskan utk pertumbuhan tubuh secara umum.
Ayam yg dipaksakan pertumbuhan ototnya sebelum cukup usia, akan terlihat kerdil krn pertumbuhannya terhambat. 
Yg harus dilakukan utk ayam2 muda adlh melatih dan membentuk ototnya secara bertahap sesuai usianya. 

Utk memaksimalkan pertumbuhan otot, ayam harus dilatih seperti halnya membentuk stamina. Selain itu ayam harus diberi asupan protein utk bahan pembentukan ototnya.

Mudah2an dari uraian ini bisa jadi panduan apa yg harus kita lakukan ketika kinerja ayam kita kurang maksimal.
Sebagai contoh, ayam yg terus menerus dilatih, pasti akan kekurangan tenaga ketika di abar/di adu. Utk itu, setelah dilatih, ayam harus diberi makan, suplement/vitamin dan istirahat yg cukup utk memulihkan tenaganya. Jangan lupa diberi extra food tinggi protein supaya otot bisa berkembang maksimal.

Mengenai cara latihnya, setiap perawat memiliki resep masing2. Semua benar. Yang penting kita harus tau prinsip2 dasarnya.

Akhir Kata,setelah seluruh upaya kita memberikan latihan dan menjaga pola makan pada ayam, hal terakhir yang kita lakukan adalah berharap semoga ayam yang akan kita turunkan ke gelanggan dapat menang.
Jangan Lupa, apapun cerita dan hasilnya, Ayam akan kalah dengan ayam, Kalau memang kita memutuskan untuk turun ke gelanggang, maka menang atau kalah adalah hal yang biasa dan harus kita terima.Tapi walaupun gitu paling tidak kita telah memberikan usaha yang maksimal pada ayam kesayangan kita.

Sumber: http://papaji.forumotion.com

Kamis, 17 April 2014

Catatan: Inbreed, linebreed, crossbreed, superbreed, superfight

Info pemuliaan ternak (copas from papaji)
Kenapa ternak kita hasilnya acak-acakan dan banyak yang boncos..??
Hasil tidak seragam, dan kualitas mutunya lambat laun terasa semakin menurun…
Kebanyakan peternak di Indonesiasangat fanatik dgn trah juara. Juara VS Juara, tapi anakannya tidak ada yg juara… Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri...
Salah satu penyebabnya mungkin krn indukan kita geno-typenya tidak seragam alias acak-acakan. Itulah sebabnya diperlukan ternakdgn "rekayasa genetik" untuk menyeragamkan geno-type melalui proses ternak yg lebih terpadu, tersistematis atau terpola dengan baik. Bukan sekedar ayam menangan saja.
Buat rekan2 sekalian, ini ada sedikit artikel mengenai teknik2 breeding (beternak) dgn cara yg lebih sistematis sehingga bisa jugadisebut sebagai ‘Rekayasa Genetika’.
Mungkin saja diantara teman2 ada yg lebih berpengalaman dan menemukan cara ternak yg lebih baik. Tapi minimal, artikel ini bisa menjadi sebuah wawasan baru mengenai bagaimana cara beternak yg baik dgn teknik modern sesuai dgn teori genetika.
Sebelum dilanjut, ada baiknya kita mengenal dulu beberapa kosa kata yg ada dalam artikel ini agar tdk terjadi salah penafsiran.
Inbreed : Perkawinan antara dua individu yg memiliki hubungan darah sangat dekat. Yaitu : Ibu dgn anak, bapak dgn anak dan anak vs anak.
Line breed : Perkawinan dua individu yg memiliki hubungan darah tidak terlalu jauh. Contoh : Kakek vs cucu, paman vs keponakan, dll.
Cross breed : Perkawinan antara 2 individu yg tidak memiliki hubungan darah. Atau minimal hubungan darahnya terlalu jauh.
Super breed : Individu yang selalu mampu menurunkan sifat2 terbaikpada keturunannya.
Super fight : Individu yang diproyeksikan khusus untuk lomba/tarung.
 Artikel ini ditulis oleh Steven van Breemen, sesuai dgn pengalamannya beternak merpatipos di Eropa sana. Dituangkan dalam buku berjudul Mini Course The Art of Breeding.
Meskipun hewan yg digunakan adalah merpati, tapi saya rasa bisa diterapkan pada Ayam. Mengingat kedua spesies ini banyak memiliki kesamaan.
Berikut ringkasannya :
Steven Van Breemen mengembangkan sebuah metode ternak yang disebut : "population genetics".
Tujuan metode ini adalah membangun suatu populasi yang ada dalam kandang dengan ciri-ciri genetika yang kurang lebih sama (homogen). Misalnya, kalau kita punya 50 ayam di kandang, maka semuanya mempunyai ciri kualitas karakter yang relatif sama (tentu tidak 100 % sama, tapi kalaupun berbeda tidak terlalu jauh). Dari kesamaan karakter ini, kita akan mampu memunculkan hasil ternak yang selalu stabil mutunya. Artinya, kita bisa mendapatkan stok super breeder unggulan yang pada akhirnya mampu memunculkan super fight.
Metode ini merupakan pengembangan dari teori GregoryMendel yg dimodifikasi. Aplikasinyadengan menggunakan prinsip Cross Breed, Inbreed dan Line breed secara sistematis dan tercatat dgn detail.
Menurut Mr. Steven, bila kita sukses mengembangkan metode ini, maka kita akan ongkang2 kakibisa menikmati hasilnya selama 20tahun lebih…!!
Teori population genetics hanya cocok diterapkan oleh breeder yang serius, konsisten dan mempunyai visi jauh ke depan. Jadi harus diawali dengan suatu angan-angan tentang kualitas ayam yg nantinya ingin kita hasilkan.
Berikut penerapannya di lapangan:
Tahapan ternak berdasar teori ini:
1. Cross breed I -----> 2. inbreed -----> 3. line breed -----> 4. crossbreed II
1. Cross breed I
Sebelum mulai ternak, kita harus berkhayal dulu. Berkhayal tentang seperti apa typical karakter ayam terbaik yang kita idam2kan. Bukan sekedar ikut2an hanya melihat ayam juara yang ada. Ayam juara belum tentu sempurna. Maka khayalan kita harus jauh lebih bagus dari sekedar juara. Agak idealis kelihatannya, tapi inilah cita cita yang harus dicapai, bagaimanapunsulitnya.
Untuk cross breed I, carilah pasangan indukan sesuai dgn kriteria khayalan kita tsb. Memakai ayam juara lebih dianjurkan. Tapi jangan asal comot!!!. Ayam juara banyak ragam typikal kerjanya. Misalkan ingin punya ayam dgn pukul keras, maka carilah ayam juara yg tipikal kerjanya pukul keras. Kemudian cari juga pasangan betinanya yg keturunan ayam pukul keras.
Hasil dari cross breed 1 ini diharapkan muncul ayam2 dgn karakter pukul keras secara merata pada anakannya.
Cross breed 1 ini dianggap tahap yg paling penting utk pondasi tahapan breeding berikutnya. Hasil anakan 75% harus rata karakternya. Ini untuk menghindari resiko besar pada tahapan breeding selanjutnya (inbreed), dan menghindari set back yg bisa membuang waktu percuma.
2. Inbreed :
Tujuan inbreed adlh mencetak breeder (parental stock) yg menyatukan sifat2 positif yg dimiliki agar lebih kuat daya turunke anaknya (dominan).
Hasil inilah yg disebut 'investasi', modal dasar dan aset ternakan kita yg sangat berharga. Anakan hasil inbreed, biasanya tidak memiliki ‘vitalitas’. Yaitu rentan terhadap penyakit, dan fisik/staminanya loyo. Ini tidak menjadi masalah, karena tujuan utamanya adalah untuk parental stock, bukan untuk dijadikan fighter. Sukur2 kalo ternyata hasilnya bisa jadi petarung. Pada akhirnya, kurangnya vitalitas ini dapat diperbaiki melalui tahapan berikutnya.
3. Line breed :
Setelah dapat 'modal' dari inbreed, diperkuat lagi dgn line breed. Bila dipasangkan (misalnya)dgn paman yg punya pukul keras,hasilnya sudah bisa dipastikan : ayam dgn karakter pukul sempurna yg sangat dominan. Mungkin inilah yg dimaksud oleh Steven sebagai 'super breed'. Yaitu ayam yg memiliki daya turunbreeding yg kuat thdp anak2nya.
4. Cross breed 2 :
Super breed ini boleh dicoba utk disilang dgn ayam dari trah lain (cross breed ke 2). Tujuannya utkmenambah daya vitalitas dan menyempurnakan karakter. Kalaudi cross dgn ayam lain yg pukul keras, hasilnya pasti ayam dgn pukulan sempurna. Kalau di cross dgn ayam yg sifatnya agak berbeda, -teknik bagus misalnya- maka pukul kerasnya tidak akan hilang. Justru kita berharap ayamdgn tipikal pukul keras dan teknikbagus. Inilah yang dimaksud Mr. Steven sebagai ‘Super fighter’.
Beberapa prinsip yg harus dipahami :
1. Tujuan utama teori population genetics adalah untuk melestarikan karakter/sifat-sifat unggul dari indukan (untuk mudahnya kita pake saja istilah"geno-type") , bukan mempertahankan ciri-ciri fisik (feno-type). Dgn kata lain, tujuanteori ini adlh menciptakan ‘super‘breeder’ .
2. Inbreeding pada prinsipnya adalah upaya menggabungkan sifat-sifat/ karakter 2 individu yang berbeda, baik karakter yang positif maupun negatif. (Ingat, tidak ada ayam yg sempurna). Oleh karenanya rumusinbreeding adalah "the best vs the best". Mr. Breemen memakai istilah super breeder vs super breeder. Yang kedua, super breeder harus mempunyai karakteristik yg dapat mendukung "khayalan" kualitas ayam yg ingin dihasilkan dari ternak kita. Misalnya kalau kita menghayalkan bahwa hasil ternakan kita harus teknik bagus, maka cari indukan yg teknik bagus. Kalau sekarang belum memiliki atau belum mampu memiliki indukan yg "ideal", menurut saya tidak perlu khawatir karena kualitas indukan dapat diperbaiki melalui cross-breeding.
Mungkin ada yg bertanya, kalau kita sudah punya "super breeder"kenapa tidak itu saja diternak dan nggak perlu repot-repot pake teori population genetics??
jawab : Kalau tujuan kita ternak hanya jangka pendek memang teori population genetics tidak perlu, tapi seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan kita adalah jangka panjang. Perlu diingat bahwa super breeder yg kita punya suatu saat akan mati, mandul, atau sakit. Kalau ini terjadi maka kita kehilangan modal. Itu sebabnya banyak peternak besar yg gagal mempertahankan standard kualitasnya dan terus menurun. Dan banyak ayam2 juara yg terputus generasinya.
3. Cross-breeding yg pertama adalah pada saat awal memulai ternak dimana indukan berasal dari dua darah (strain) yg berbeda sedangkan cross-breeding yg kedua dilakukan dengan dua tujuan, yaitu apabila kita ingin memproduksi petarung dan untuk memperbaiki kualitas darah yg sudah ada (menambahkan elemen baru atau"additive characteristics" yg sudah ada).
4. Aplikasi teori population genetics menuntut adanya sistemseleksi yg ekstra ketat. Beberapawaktu yg lalu ada pendapat yg mengatakan untuk bisa memakai sistem inbreeding, maka kita harus menjadi ahli "membunuh". Istilah ini sebenarnya hanya untukmemberikan tekanan bahwa anakan yg akan melanjutkan generasi indukan harus diseleksi secara ketat. Pilihlah anak betina yg mirip bapaknya dan anak jantan yg mirip ibunya. Yang perludipahami, pengertian "mirip" disini bukan mirip secara fisik, tapi yg lebih penting adalah karakternya (tetapi kalau secara fisik juga mirip ya tidak apa-apa). Di sini lagi-lagi diperlukan "feeling" dan keahlian dalam melakukan seleksi. Agar kita bisa melakukan seleksi, misalnya untuk mengambil 1 pasang pada setiap generasi kita tetaskan 3 X, lalu dari situ dilakukan seleksi untuk menentukan 1 pasang yg akan melanjutkan karakter moyangnya(ancestors). Semakin banyak pilihan yg akan diseleksi, akan semakin bagus.
5. Hasil inbreeding selalu ditandai dengan ciri-ciri kehilangan vitalitas (ayam hasil inbreeding menunjukkan gejala penurunan vitalitas). Prof. Anker bahkan menegaskan bahwa semakin besar hilangnya vitalitas pada ayam hasil in-breeding berarti effek dari inbreeding itu lebih bagus ( ).
Ayam hasil inbreeding tidak cocok untuk tarung, tapi hanya cocok untuk menjadi indukan (orang eropa biasanya beli burung bukanuntuk dimainkan tapi untuk breeding). Turunanya nanti yang dimainkan.
Vitalitas yang hilang itu akan didapatkan kembali apabila hasil inbreeding di-cross dengan ayam lain. Inbreeding dimaksudkan untuk membangun sifat-sifat yang akan selalu diturunkan kepada turunannya (offspring), sedangkan cross-breeding untuk menambah sifat-sifat/ karakter yang sudah ada seperti menambah vitalitas, karakter dankekuatan.
Dengan in-breeding kita bisa memperbaiki kualitas yang jelek. In-breeding adalah pengurangan variasi atau keragaman. Semakin banyak/sering suatu darah tertentu (strain) dilakukan in-breed maka turunannya akan mirip satu sama lain.
Menjodohkan bapak dan anaknya yg cewek atau ibu dengan anaknya yg cowok lebih efektif hasilnya dari pada menjodohkan kakak dengan adiknya (meskipun sama-sama in-breeding tapi sepertinya dampaknya berbeda).
semoga bermanfaat
salam
 Sumber: www.facebook.com
http://www.stevenvanbreemen.nl/?Mini_Course_The_Art_of_Breeding:Part_1
http://www.stevenvanbreemen.nl/?Mini_Course_The_Art_of_Breeding:Part_2
http://www.stevenvanbreemen.nl/?Mini_Course_The_Art_of_Breeding:Part_3

Senin, 31 Maret 2014

Terjual: Kitip028

Spesifikasi
Umur: ± 7 bulan
Tinggi:  59 cm
Berat:  Kg
Panjang Badan: 25 cm
Lingkar Badan: 44 cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Tipe Main: Lihat video
Keterangan: Kondisi sehat, perlu perawatan kalau mau diadu. Abaran 1 kali.
Harga: Rp. 700.000,- (belum ongkos kirim)

Gambar:




Video:

Catatan:
 Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur & ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).

Kamis, 20 Februari 2014

Terjual: Kitip034

Spesifikasi:
Umur: 5 bulan
Tinggi:  cm
Berat:  Kg
Panjang Badan:  cm
Lingkar Badan:  cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Kondisi: sehat, perlu perawatan kalau mau diadu
Tipe Main: Lihat video
Harga: Rp. 500.000,- (belum ongkos kirim)

Gambar:

Video:

Catatan:
Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur dan ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).

Rabu, 22 Januari 2014

Terjual: Kitip033

Spesifikasi
Umur: 7 bulan
Tinggi:  cm
Berat:  Kg
Panjang Badan:  cm
Lingkar Badan:  cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Kondisi: sehat, perlu perawatan kalau mau diadu
Tipe Main:
Harga: Rp. ,- (belum ongkos kirim)

Gambar:

Catatan:
 Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur & ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).

Terjual: Kitip032

Spesifikasi
Umur: 7 bulan
Tinggi:  cm
Berat:  Kg
Panjang Badan:  cm
Lingkar Badan:  cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Kondisi: sehat, perlu perawatan kalau mau diadu
Tipe Main:
Harga: Rp. ,- (belum ongkos kirim)

Gambar:

Catatan:
 Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur & ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).

Dijual: Kitip030

Spesifikasi
Umur: 5 bulan
Tinggi:  cm
Berat:  Kg
Panjang Badan:  cm
Lingkar Badan:  cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Kondisi: sehat, perlu perawatan kalau mau diadu
Tipe Main: Lihat video
Harga: Rp. 700.000,- (belum ongkos kirim)

Gambar:

Video:
  • Abaran 1
  • Abaran 2

Catatan:
 Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur & ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).

Terjual: Kitip029

Spesifikasi
Umur: 5 bulan
Tinggi:  cm
Berat:  Kg
Panjang Badan:  cm
Lingkar Badan:  cm
Rekor: menang = 0 ; seri = 0 ; kalah = 0
Kondisi: sehat, perlu perawatan kalau mau diadu
Tipe Main: Lihat video
Harga: Rp. 500.000,- (belum ongkos kirim)

Gambar:

Video:

Catatan:
 Silahkan datang langsung ke kandang, sekalian nyobain ayam dengan catatan gandengan bawa sendiri (umur & ukuran +/- sama dengan ayam yang akan dicoba).